fbpx

5 Gaya Mengajar Efektif untuk Bantu Siswa Bertanya Kritis di Kelas

gaya mengajar

Share this post

Pertanyaan mengubah cara siswa memahami dunia. Saat siswa diajarkan untuk mengajukan pertanyaan mendalam, mereka memperluas wawasan dan menumbuhkan rasa penasaran. Sehingga gaya mengajar yang berupa diskusi bermakna untuk mengembangkan diri dapat melatih siswa menjadi pemikir kritis dan mandiri.

Namun, mengajukan pertanyaan mendalam bukanlah hal yang mudah bagi beberapa siswa. Rasa takut salah, kurangnya keterbukaan pikiran, atau budaya kelas yang lebih fokus pada jawaban daripada proses bertanya seringkali menjadi penghalang.

Mari cari tahu bagaimana para pendidik dapat mengatasi tantangan tersebut di artikel ini!

1. Jadikan bertanya aktif sebagai bagian dari perencanaan pelajaran

Pertanyaan efektif membutuhkan perencanaan yang matang. Dengan menyisipkan pertanyaan ke dalam rencana pembelajaran, pendidik dapat membangun kerangka terstruktur yang merangsang rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Pengajar dapat menggunakan alat berbasis AI untuk membuat proses perencanaan pembelajaran lebih mudah. 

Dengan menggunakan AI, pendidik dapat menemukan momen tepat dalam pelajaran untuk memicu eksplorasi dan merancang pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Mengubah pendekatan agar siswa lebih aktif bertanya

Membalikkan proses bertanya berarti mengubah pendekatan tradisional di mana guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. 

Sebaliknya, siswa mengambil inisiatif dengan mengajukan pertanyaan sendiri, mengubah dinamika untuk menjadikan penyelidikan sebagai tanggung jawab mereka.

Pendekatan ini bekerja dengan sangat baik untuk topik atau pelajaran terbuka yang memerlukan analisis, refleksi, atau pemecahan masalah. 

Dengan menempatkan siswa sebagai pemimpin, pendidik membantu mereka membangun kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk menavigasi konten dan berpikir kritis tentang apa yang telah mereka pelajari.

3. Membuat bank soal untuk setiap topik

Bank soal adalah kumpulan soal yang dikurasi terkait topik tertentu, yang dirancang untuk merangsang rasa ingin tahu, berpikir kritis, dan keterlibatan yang lebih dalam dengan pokok bahasan. 

Tidak seperti kumpulan soal tradisional yang digunakan untuk kuis atau ujian, bank ini berfungsi sebagai sumber daya dinamis yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk berdiskusi, refleksi, dan melakukan aktivitas kolaboratif.

Gaya mengajar ini menjadikan observasi sebagai elemen tetap dalam setiap pelajaran. Kuncinya adalah menyajikan beragam jenis pertanyaan, mulai dari yang bersifat faktual hingga pertanyaan terbuka yang rumit, untuk merangsang pemikiran dan meningkatkan keterlibatan siswa.

Baca juga: 10 Model Project Based Learning untuk Ciptakan Pembelajaran Bermakna

4. Memicu rasa ingin tahu dengan kesalahan umum

Memulai dengan kesalahan umum di awal pembelajaran dapat memicu rasa ingin tahu siswa dan mendorong mereka untuk mengoreksi kesalahan, sehingga mengajak siswa untuk terlibat lebih dalam dengan materi tersebut.

5. Memotivasi siswa dengan adanya kuota pertanyaan

Alih-alih menjawab pertanyaan, siswa didorong untuk bertanya melalui strategi gaya mengajar menggunakan “kuota pertanyaan”. 

Dengan adanya kuota, bertanya menjadi hal yang wajar dan siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas.

Pendidik juga dapat memancing siswa untuk melontarkan pertanyaan yang kritis dan tidak biasa dengan sistem pemberian reward, misalnya seperti mendapatkan nilai tambahan jika berhasil menanyakan pertanyaan yang menarik.

Baca juga: Microlearning untuk Siswa: Solusi Jitu Tingkatkan Konsentrasi dan Hasil Belajar

Mengapa mengajarkan siswa untuk mengajukan pertanyaan kritis sangat penting di kelas?

Mengajarkan siswa cara bertanya yang efektif memberdayakan mereka untuk menjadi pembelajar aktif dan mandiri. 

Alih-alih hanya menerima informasi secara pasif, siswa yang menuturkan pertanyaan kritis akan termotivasi untuk mencari tahu lebih dalam, menggali pemahaman mereka, dan bahkan menantang asumsi yang ada.

Pertanyaan yang baik tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan jawaban, namun juga memicu rasa ingin tahu, mendorong pemikiran kritis, dan membuka jalan bagi penemuan baru. Ketika siswa diajak untuk merumuskan pertanyaan yang relevan dan bermakna, mereka belajar untuk menganalisis informasi, mengidentifikasi kesenjangan dalam pengetahuan mereka, dan menghubungkan ide-ide yang berbeda.

Keterampilan ini sangat penting untuk sukses di era kini, di mana kemampuan untuk beradaptasi, berinovasi, dan memecahkan masalah kompleks sangat dibutuhkan.

Ingin tingkatkan suasana belajar mengajar di kelas lebih modern dan efektif dengan penggunaan teknologi yang mempermudah kolaborasi di kelas?

Jelajahi blog Kelas Juara untuk pelajari lebih banyak tentang memanfaatkan teknologi di bidang edukasi!