fbpx

5 Tantangan Pendidikan di Era Digital, Bagaimana Cara Menghadapinya?

tantangan pendidikan di era digital

Share this post

Pernah dengar tentang sistem ujian online yang sering mengalami kendala? Atau berita soal keterbatasan akses internet dan teknologi di berbagai daerah? Sayangnya, itu hanya sebagian kecil dari masalah dan tantangan pendidikan di era digital yang terjadi di Indonesia.

Di luar hal-hal tersebut, masih ada berbagai isu-isu lain yang pada akhirnya menghambat perkembangan pendidikan era digital. Sehingga, generasi masa kini, harus sama-sama bergerak dan mengenali tantangan yang ada, sekaligus cara menghadapinya. 

Kali ini, artikel Kelas Juara akan mengajak kamu untuk mengulas beberapa di antaranya. 

1. Perubahan peran pengajar dan tuntutan keterlibatan siswa yang tinggi

Jika dulu pengajar dianggap sebagai sumber informasi dan pusat ilmu pengetahuan, namun seiring masifnya perkembangan teknologi, peran pengajar berubah menjadi fasilitator, sementara siswa dituntut untuk lebih aktif terlibat dalam pembelajaran.

Perubahan ini, turut menjadi salah satu tantangan pendidikan di era digital yang berpotensi mengurangi efektivitas pembelajaran, jika tidak dihadapi dengan baik. 

Untuk menghindarinya, baik pengajar maupun siswa perlu perlahan menyesuaikan diri dengan “peran baru” ini. Sebagai fasilitator, pengajar harus mampu mendampingi siswa dalam belajar, termasuk membantu memilih dan menyaring materi pembelajaran yang tersedia. 

2. Informasi berlebihan dan penurunan tingkat akurasi materi belajar

Sejalan dengan siswa yang dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, muncul pula tantangan selanjutnya, yaitu potensi adanya informasi berlebihan yang diterima siswa, sehingga akurasi dari materi belajarnya pun jadi menurun. 

Selain itu, terlalu banyak informasi pun bisa membuat siswa kehilangan fokus dan tidak bisa sepenuhnya memahami materi apa yang sedang dipelajarinya. 

Tantangan ini muncul jika siswa hanya mengandalkan internet untuk mencari informasi. Untuk menghindarinya, siswa perlu memverifikasi ulang materi yang didapatkan dari internet, dan akan lebih baik jika pengajar dapat menjelaskan materi yang sama secara lebih akurat.

Baca juga: Voucher Google Certified Educator: Tingkatkan Kompetensi Digital, Jadi Guru Hebat!

3. Kehilangan fokus akibat gangguan digital saat belajar

Tantangan pendidikan di era digital juga bisa muncul dari keberadaan internet dan teknologi itu sendiri. 

Jika dalam pembelajaran konvensional siswa seringkali “dibatasi” dari penggunaan gawai, maka di pendidikan digital yang terjadi justru sebaliknya. Siswa harus beriringan erat dengan penggunaan gawai dalam pembelajaran. 

Dan dari situ, muncul potensi adanya gangguan digital atau distraksi tertentu, yang membuat siswa jadi bermain-main dan kehilangan minat atau fokusnya saat belajar. 

Masalah semacam ini, bisa diatasi dengan adanya aturan tegas dari pengajar, atau juga dari orang tua siswa yang menerapkan aturan dan batasan tertentu, untuk membedakan momen penggunaan gawai yang untuk belajar, dan yang untuk bermain. 

4. Keamanan digital dan perlindungan privasi dalam penggunaan teknologi

Selanjutnya, masalah keamanan dan perlindungan privasi juga menjadi salah satu tantangan pendidikan di era digital yang harus diperhatikan dengan seksama. Sebab, isu ini bisa mengancam siswa menjadi korban atas pelanggaran etika dan tindak kejahatan digital. 

Untuk menghadapi tantangan ini, pengajar perlu memberikan pemahaman bagi siswa tentang cara menjaga keamanan akun, serta menyadari tanda-tanda bahaya berupa aksi penipuan melalui link phising, atau lain sebagainya. 

Baca juga: Peran Teknologi: 5 Cara Gemini Membantu Mahasiswa Belajar Lebih Efektif dan Efisien

5. Perkembangan AI dan otomatisasi dalam berbagai hal

Padahal, kemajuan Artificial Intelligence (AI) dan otomatisasi berperan penting dalam perkembangan pendidikan di era digital. Misalnya, melalui game edukasi, tutor virtual, dan berbagai inovasi lain yang mempermudah proses belajar. Lantas, mengapa hal ini menjadi salah satu tantangan juga?

Sebab, perkembangan AI dan otomatisasi ini berpotensi mengubah paradigma pendidikan, di mana pengajar dan siswa dituntut untuk selalu memanfaatkan AI, dan menyesuaikan kurikulum pembelajaran dengan cepat mengikuti perkembangan ini. 

Untuk mengatasinya, perlu dilakukan pendekatan kolaboratif di mana AI hanya digunakan untuk mendukung interaksi guru–siswa, bukan menggantikannya. 

Punya concern lain terkait teknologi pendidikan? Atau ingin berlatih untuk menjadi pengajar yang berkualifikasi dalam pendidikan di era digital? Hubungi Kelas Juara untuk konsultasi lebih lanjut, dan kunjungi juga blog Kelas Juara untuk eksplorasi berbagai informasi menarik lainnya.