Akankah guru digantikan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence? Melihat perkembangannya yang masif, artificial intelligence dalam pendidikan semakin mengkhawatirkan. Banyak pro dan kontra terkait dengan keberadaan teknologi ini.
Lalu, seberapa mengkhawatirkan peran artificial intelligence dalam pendidikan? Sebenarnya, AI memang memiliki peran yang besar dalam kegiatan belajar mengajar. Baik siswa maupun guru dapat menggunakan teknologi ini untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran.
AI dapat membantu manusia melakukan hal-hal yang sebelumnya dilakukan secara manual. Dalam pendidikan, AI dapat membantu guru untuk membuat modul pembelajaran, memberikan ide-ide baru untuk meningkatkan cara mengajar, dan lain-lain. Selain itu, bagi siswa, AI dapat digunakan untuk membantu membuat esai, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan simpel, dan lain-lain.
Sayangnya, hal ini pun menjadi kekhawatiran dan tantangan tersendiri dalam pembelajaran siswa. Ketergantungan untuk menggunakan AI menjadi masalah utama. Artificial intelligence dalam pendidikan membuat siswa kehilangan kemampuan berpikir kritis pada manusia. Maka dari itu, guru memiliki peran yang lebih besar dari AI.
Teknologi AI memang dapat digunakan dalam pendidikan. Namun, guru dapat berperan lebih baik dari apa yang AI dapat lakukan.
Apa yang dapat guru lakukan untuk mengatasi hal ini? Berikut ini adalah apa yang dapat dilakukan guru terkait kehadiran artificial intelligence dalam pendidikan.
1. Memberikan ruang diskusi pada siswa
Apakah informasi yang diberikan pada AI adalah sepenuhnya benar? Siswa cenderung akan menggunakan AI sebagai basis data informasi pada argumen mereka.
Sayangnya, hal ini dapat berpengaruh pada cara pikir siswa. Siswa akan cenderung merasa informasi yang mereka dapatkan dengan AI sepenuhnya benar.
Maka dari itu, guru perlu untuk membuat ruang diskusi untuk membuat siswa berargumen dengan pendapat yang berbeda dengan apa yang mereka yakini. Terlebih lagi mengenai konflik-konflik terkini, seperti perubahan iklim, kemanusiaan, hak asasi manusia, dan lain-lain.
Konflik tersebut dapat diatasi dengan kerja sama antar manusia. Kerja sama antar manusia tidak akan terjadi, siswa cenderung tidak moderat terhadap pandangan orang lain, jika tidak ada diskusi antar siswa.
2. Menggunakan AI sebagai asisten pengajar
AI dapat membantu guru untuk membuat modul belajar yang dipersonalisasi untuk siswa. Siswa dengan pengajaran yang dipersonalisasi cenderung lebih mudah menerima informasi dari guru.
Teknologi pembelajaran adaptif yang didukung oleh kecerdasan buatan sudah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam bidang literasi dan numerasi.
Umumnya, solusi pembelajaran adaptif yang didukung kecerdasan buatan menilai pengetahuan dan kompetensi siswa, mengidentifikasi kesenjangan, memberikan konten dan kuis pada tingkat yang tepat, dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Guru tetap menjadi pusat pembelajaran. Seperti halnya perpustakaan dan search engine tidak menghapus tanggung jawab instruksi dari guru, pendidik manusia harus tetap menjadi pusat pada era artificial intelligence dalam pendidikan.
Guru masih akan menetapkan tujuan pembelajaran yang ambisius, memimpin instruksi, dan memotivasi serta menginspirasi para pembelajar di antara tugas-tugas lainnya.
3. Memahami informasi tidak akurat dari AI
Penggunaan solusi pendidikan berbasis kecerdasan buatan memiliki kepentingan dalam mempertimbangkan isu-isu privasi, inklusi, bias, dan akurasi. Saat ini, generative AI sering menghasilkan respons yang tidak akurat, bias, rasialis, dan seksis.
Institusi akademis dapat berperan membantu mengatasi hal ini. Mereka dapat menjadi tempat untuk berdebat, melakukan penelitian, dan eksperimen dengan tujuan membuat kecerdasan buatan lebih aman, inklusif, akurat, dan patuh.
Universitas juga dapat menerapkan pendekatan penelitian yang ketat untuk memilah sensasi dari kenyataan dan memastikan bahwa teknologi tersebut memberikan manfaat daripada merugikan perkembangan manusia secara bersama-sama.
Akademisi juga dapat berperan penting dalam membantu pemerintah untuk meramalkan dan mengelola dampak yang mengganggu dari kecerdasan buatan.
Sebagai contoh, ketika kecerdasan buatan mengganggu sektor dan pekerjaan dengan menggantikan pekerjaan yang lama dan menciptakan yang baru, institusi pendidikan akan menjadi sangat penting untuk memberikan keterampilan, meningkatkan keterampilan, dan menyesuaikan kembali tenaga kerja hari ini agar sesuai dengan kebutuhan masa depan.
Baca juga: Peran Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Duet AI untuk Bantu Siswa Menulis dengan Baik
Artificial intelligence dalam pendidikan memang memiliki peran untuk membantu siswa dan guru dalam kegiatan belajar dan mengajar. Kekhawatiran akan kehadiran AI-pun tidak bisa dihindari.
Namun, guru sebagai manusia memiliki kemampuan yang tidak dapat digantikan oleh AI. Guru tetap menjadi fokus pada kegiatan belajar mengajar yang memberikan instruksi untuk melatih kemampuan siswa.
Tertarik dengan informasi terkini terkait teknologi pembelajaran untuk siswa dan pendidik? Baca artikel Kelas Juara lainnya, atau follow akun Instagram Kelas Juara sekarang!